Selasa, 03 Mei 2011

Permintaan Terakhir Rio


Kenalin nama gue Alvin Jonathan Sindunata, gue kelas sekarang 3 SMA. Gue punya sahabat namanya Mario Stevano Aditya yang biasa dipanggil Rio, dia juga punya pacar namanya Alyssa Saufyka Umari. Tapi sekarang gue udah kehilangan sahabat terbaik gue itu karena suatu kecelakaan.
Dan gue tau siapa yang sengaja nabrak Rio waktu itu. Dan sekarang gue benci banget sama orang itu, orang yang udah tega ngebunuh sahabat gue.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gue, Rio, dan Ify pacarnya Rio baru pulang dari toko buku. Rio sama ify jalan duluan didepan sedangkan gue lagi ngebenerin tali sepatu gue, tiba–tiba pas Rio sama Ify mau nyebrang ada mobil yang ngebut menuju ke arah mereka, “RIO, IFY AWAS!!” gue teriak, Rio mendorong Ify ke samping jalan. Ify pun terjatuh dan kepalanya hampir terantuk trotoar.  Rio belum sempat bergerak lagi mobil itu sudah menghantam Rio. Rio pun tergeletak di jalan, mobil itu pun pergi tanpa mengihraukan Rio.
“Woy , mobil sialan tanggung jawab loe!!!” teriak gue ke mobil yang sudah menjauh. Dan gue bisa ngliat plat mobilnya. Dia….?, Dia kan…!!
“Rio!!” teriak Ify yang langsung menghampiri Rio
“uhuk..uhuk..” Rio terbatuk–batuk dengan mengeluarkan darah dari mulutnya
Ify menaruh kepala Rio di pangkuannya.  Gue pun langsung menelfon ambulans
“Fy , ma….maafin a…a..aku ya…, a…aa...aku ga bi…..sa ne…me..nin ka..mu le..bih la..ma” kata Rio sambil terbata–bata.
“yo , kamu ga boleh ngomong gitu! aku yakin kamu bisa bertahan sampe ambulans dateng yo!” kata Ify ke Rio
“iya yo, loe harus kuat, dan gue yakin loe  bisa yo!” kata gue.
“vin…. , gu….e ti…ti…ti..tip  I..fy ya..” kata Rio terbata–bata dan darah terus keluar dari mulut Rio.
“gu….e , min……ta lo ja..ga…in    I..fy bu..at gu..e , gu..e …ma…u   nyu…sul ke…lu..ar..ga.. gu..e” kata Rio yang semakin melemah.
“yo! stop lo jangan ngomong lagi, lo harus kuat yo!” kata gue
“Se…la..mat ting..gal, fy.. vin…” kata Rio, dan akhirnya Rio pun menutup matanya dan meninggal .
“RIO!!!” kata gue, air mata gue mulai membasahi pipi gue. Ify juga nangis, gue nyoba nenangin ify .
Dan Ify gak henti-hentinya nyebut nama Rio sambil nangis.
Setelah dibawa kerumah sakit akhirnya Rio dimakamkan. Gue sama Ify juga ikut ke makam.
-------------------------------------------Di Pemakaman---------------------------------------------------
Semua yang ngelayat udah pada pulang tinggalah gue sama Ify di samping makam Rio. Dari kecil sampai sekarang gue sama Rio yang akrab banget sampai-sampai gue yang udah nganggep Rio itu saudara gue gak nyangka kalau Rio itu sudah gak ada dan sudah beda alam. Gue sendiri juga  ngeliat Ify, Ify yang ngeliatin makam Rio, tatapannya kosong, dia terus-terusan nangis dari kemaren, gue udah nyoba buat nenangin Ify, tapi kayaknya dia belum ikhlas dengan kepergian Rio. Karena mereka berdua itu udah kayak soulmate banget. Makanya dengan kepergian Rio, Ify masih sangat gak rela.
“Fy , kita pulang yuk” ajak gue
“gue gak mau vin, gue mau disini gue masih mau nemenin Rio ” kata Ify
“ayolah fy, kasian Rio kalo loe kaya gini terus, dia gak bakal tenang kalo loe tu gini terus”  kata gue
“tapi vin..” kata ify ragu–ragu
“loe mau Rio bahagia disana kan?” Tanya gue
“mau..” kata Ify
“ya..udah , sekarang loe pulang bareng gue ya?” kata gue
“mmh , iya” kata Ify sambil mengangguk
Sebelum pergi gue natap makam Rio , “Yo, gue janji bakalan jagain Ify buat loe” batin gue
Gue nganterin Ify sampe rumahnya,  kayaknya dia masih mau nangis, yah gue biarin aja dulu deh.
“fy , besok loe gue jemput ya” kata gue
“iya vin..” kata Ify nyoba buat senyum ke gue .
“jangan lupa makan ya fy” kata gue sebelum pergi dari rumah Ify
“iya vin ,thank’s ya” kata Ify
“yoi , gue pulang dulu ya” kata gue ke Ify , Ify cuma mengangguk .
Gue pun pulang mengendarai motor gue, “Sialan tuh orang, liat aja pembalasan gue” batin gue dalam hati. Gue kenal sama mobil tadi, orang yang nabrak rio juga satu sekolah sama gue.
----------------------------------------------Keesokan harinya---------------------------------------------
Tiin…tiin..tiin
Gue membunyikan klakson motor gue di depan rumah Ify. Gue udah janji bakalan nurutin permintaan terakhir Rio, gue harus ngejaga Ify. “gue bakalan ngelakuin itu yo” batin gue.
“hai vin , udah lama?” kata Ify membuyarkan lamunan gue.
“eh , fy blom ko” kata gue
“berangkat sekarang?” Tanya Ify
“oke , ayo naik” kata gue
Ify pun naik ke motor gue , butuh waktu setengah jam buat nyampe sekolah gue,  yang jaraknya gak terlalu jauh dari rumah Ify.
-----------------------------------------------Disekolah-----------------------------------------------------
“fy , ntar pulang sekolah mau bareng lagi?” tawar gue .
“mmh , kalo gak ngerepotin boleh?” Tanya Ify
“haha , boleh lah fy kenapa enggak?” kata gue
Tanpa sadar ada yang memperhatikan Ify dan Alvin dari jauh  dengan tatapan sinis. “kenapa pas Rio udah mati  lo gak juga berpaling ke gue? Kenapa harus alvin?” batin orang itu.
---------------------------------------------IFY  P.O.V----------------------------------------------------
Saat Ify sampai di kelas .
“Fy , gue turut berduka cita ya, lo yang sabar ya fy” kata Shilla sambil meluk gue
“thank’s ya Shill” kata gue
“lo yang sabar ya, lo harus relain Rio ya fy” kata Sivia .
“iya vi , gue udah ngerelain Rio, gue gak pengen Rio sedih disana kalo ngeliat gue kaya gini” kata gue sambil  tersenyum tipis.
Tiba–tiba ada Gabriel di depan pintu . “Ify..!!” kata Gabriel
“iya , kenapa yel?” kata gue menghampiri Gabriel yang lebih akrab dipanggil Iyel .
“nanti pulang sekolah ikut gue yuk” kata Gabriel
“kemana?” Tanya gue
“gue pengen ngajak lo jalan – jalan aja biar sekalian refreshing” kata Gabriel
“mmh , oke deh yel  , nanti tunggu gue di depan gerbang ya” kata gue
“siap tuan putri” kata Iyel , yang membuat gue tersipu di panggil tuan putri
“yaudah , gue balik ke kelas dulu ya” kata Iyel
“iya daah” kata gue
“mending gue bilang alvin dulu deh” batin gue , gue pun keluar ruangan menuju kelas alvin.
-----------------------------------------------ALVIN P.O.V---------------------------------------------
“Ray ..” kata gue pas udah sampe kelas .
“kenapa vin? Lo masih sedih karna Rio?” Tanya Ray
“iya nih Ray, gue bener–bener gak nyangka Rio bakal ninggalin kita secepat ini” kata gue sambil nunduk.
“tabah aja ya bro” kata Ray nepuk – nepuk bahu gue
“thank’s ya Ray” kata gue mulai mengangkat wajah gue dan senyum
“yoi bro” kata Ray
Gue merasa bener–bener kehilangan Rio, dia sahabat terbaik gue. Bahkan dia yang ngembaliin semangat gue pas nyokap gue meninggal 2 tahun yang lalu. Dan dia juga udah buat gue bisa senyum kembali. Yang dulu pas nyokab gue meninggal gue gak pernah tersenyum lagi apalagi keluar rumah. Dia udah banyak banget bantu gue.
------------------------------------------------Flashback :: On----------------------------------------------
“vin , pulang yuk” kata Rio
“gua gak mau pulang yo , gue mau nemenin bunda disini” kata gue menatap makam bunda gue.
 “tapi bentar lagi mau ujan vin” kata Rio
“biarin yo , gue mau disini!! Kalo lo mau pulang pulang aja sana!!” bentak gue ke Rio
“vin! Lo mau kan bunda lo tenang di surga?! Harusnya lo gak kaya gini vin, bunda loe pasti sedih ngeliat loe kaya gini!” Rio ngebales ngebentak gue
Dan gue diem
“gue juga pernah kehilangan orang yang gue sayang vin, gue kehilangan seluruh keluarga gue vin! Loebayangin betapa sakitnya gue vin? Lo masih beruntung vin , lo masih punya bokap sama oma vin! Sedangkan gue?? Gue cuman punya orang tua angkat vin apa itu gak sakit rasanya!!” kata Rio lagi
“maafin gue yo” kata gue lirih
“gapapa vin, gue tau kok gimana rasanya kehilangan orang yang kita sayang, pasti rasanya sakit banget” kata Rio sambil merangkul gue.
“thank’s ya yo, lo emang sahabat terbaik gue” kata gue ngebales rangkulan Rio
“yaudah , sekarang lo mau pulang kan bareng gue?” Tanya rio
Gue pun mengangguk.
------------------------------------------------Flashback :: Off----------------------------------------------
‘ Thank’s ya yo, loe udah ngembaliin semangat hidup gue waktu itu, sewaktu loe masih hidup gue belum sempet ngebales semua kebaikan lo yo, sekarang waktunya gue buat ngebales semua itu dengan ngejagain Ify dan ngebuat orang yang ngebunuh lo menyesal’ kata gue sambil mandangin foto gue sama Rio
Tiba–tiba Ify dateng ke kelas gue. “Viiin..!!” kata Ify
“iya kenapa fy?” Tanya gue .
“mmh , nanti pulang sekolah gak jadi bareng ya” kata Ify
“kenapa fy?”  kata gue
“gue mau jalan bareng Gabriel” kata Ify senyum- senyum
“Gabriel..??” Tanya gue
“iya, Gabriel kenapa?” Tanya Ify
“lo gak boleh jalan sama dia fy!” kata gue sedikit membentak
“emang kenapa sih vin? loe itu bukan siapa–siapa gue, loe gak berhak ngelarang gue!” kata Ify
“lo jahat fy , pemakaman Rio baru aja kemaren sekarang loe udah jalan sama cowok lain!” kata gue
“tapi gue mau refreshing vin , loe juga gak mau kan gue sedih terus mikirin Rio?” kata ify
“ya tapi ga gini juga caranya fy” kata gue
“Terus gimana vin…?” tanya Ify
Gue diem
“loe ga tau kan caranya gimana vin? Udahlah lagian gue sama Gabriel cuma temen kok ga lebih dari itu. Gue masih sayang banget vin sama Rio , gak mungkin gue ngelupain dia begitu aja!” kata Ify
“tapi fy..” kata gue
“udahlah vin gue gak mau berantem lagi sama sahabat orang yang gue sayang, please vin lo ngertiin gue” Ify memotong omongan gue
“huh , yaudah tapi lo jangan pulang malem–malem ya fy” kata gue nyerah
“iya vin , thank’s ya lo dah ngertiin gue” kata Ify tersenyum ke gue
Setelah Ify balik ke kelasnya, “waduh , gawat ni gue harus ngejagain Ify dari Gabriel” batin gue dalam hati. Selama pelajaran berlangsung gue gak bisa konsentrasi ke pelajaran , gue malah mikirin Ify. Gue takut Ify kenapa–kenapa .
--------------------------------------------------Pulang sekolah---------------------------------------------
--------------------------------------------------IFY P.O.V-------------------------------------------------
“yaelah , gue belum selesai nyatet lagi” batin gue
“lo napa fy? Gelisah amat” kata Keke temen sekelas gue yang belum selese nyatet juga.
“ni ke , gue lagi ada janji sama Gabriel , harusnya sih dia udah nunggu dari tadi di gerbang sekolah tapi masalahnya gue belum selese nyatet ini” kata Ify
“udah nanti loe pinjem catatan gue aja , loe ke Gabriel aja nanti dia nungguin lho!” kata keke
“bener ke? Makasih ya” kata gue girang
Pas sampe di gerbang sekolah gue ngeliat Iyel lagi nunggu gue disitu .
“hai yel, maaf ya lama nunggu” kata gue
“eh Ify, gapapa ko , jalan sekarang?” kata Iyel
Gue Cuma ngangguk. Akhirnya gue pun di ajak ke parkiran buat ngambil mobil Iyel dulu . “tunggu , kayaknya gue familiar banget sama ini mobil” batin gue
“fy , ayo masuk” kata Gabriel
“oh , iya” kata gue
Gue pun masuk ke mobil Gabriel , tapi perasaan gue kok ga enak ya?
“kita mau kemana yel?” kata gue
“udah nanti loe juga akan tau” kata Iyel sambil senyum ke gue
Selama di perjalanan gue cuma diem, gue gak tau gue harus ngomong apa. Gue tau gue salah. Harusnya gue gak gini, baru kemaren gue kehilangan Rio masa sekarang gue jalan sama cowok lain? Gue bener – bener pusing.

--------------------------------------------------ALVIN P.O.V---------------------------------------------
Gue ngeliatin Ify sama iyel dari jauh, mereka udah mau masuk mobil. Gue harus ngikutin mereka, gue ngambil motor gue di parkiran dan gue ngikutin mereka. Untung gabriel gak nyadar gue ngikutin mobilnya dia .

Gabriel berenti di sebuah rumah. Rumah itu gede tapi kelihatan serem kaya gak pernah dihuni, gue berentiin motor gue, gue ngeliatin mereka dari jauh. Gabriel narik keluar Ify secara paksa, gue liat Ify gak mau turun dari mobil. Akhirnya Ify turun juga dari mobil karena ditarik paksa sama Gabriel,  Ify sama Gabriel masuk rumah itu, gue pun ngikutin mereka tanpa ketahuan. Gue ngintip dari jendela, Ify sama Gabriel duduk di sofa, Ify keliatan ketakutan dan dia nangis. Gabriel senyum–senyum kayaknya dia keliatan seneng sekarang Ify ada sama dia. Gue pun ngendap–ngendap masuk lewat pintu depan, untung gak dikunci. Gue ngintip lagi, Gabriel ngedeketin Ify, Ify ngejauh. Gue ngeliat ada balok kayu, gue ambil gue ngedeketin mereka.
Ify ngeliat gue, gue naro jari telunjuk gue depan mulut gue, buat nyuruh Ify tetep diem. Gabriel gak nyadar gue ada di belakang dia sekarang, Gabriel tambah ngedeketin Ify, sedangkan Ify udah ada di pojok sofa jadi dia gak bisa kemana–mana lagi, gue langsung mukul si Iyel pake balok kayu .
BUUGH!
“Ify , ayo cepet lari!” kata gue
“i…iya vin” kata Ify langsung menuju keluar rumah
“Loe vin..! ngapain loe gangguin gue sama Ify? Hah?!” kata Iyel yang masih setengah sadar
“Loe mau ngapain Ify..? Ify itu sahabat sekaligus pacar sahabat gue, Rio! Rio yang loe tabrak @hari yang lalu!” teriak gue
“trus kenapa? Gue emang gak suka sama Rio, karena Rio ngrebut Ify dari gue” kata Gabriel yang udah berdiri.
“Hehh..!! , mestinya loe tu nyadar, Ify tu gak suka sama loe!” gue teriak-teriak
“haha, Ify gak suka sama gue mungkin gara–gara ada loe sama Rio! sekarang Rio udah gak ada, dan lo harus nyusul Rio hari ini!” kata Iyel yang langsung ngeluarin pisau lipat dari kantongnya.
“lo gak akan bisa ngebunuh gue yel, karena gue bakalan ngejagain Ify terus” kata gue
Gabriel mulai jalan menuju gue sambil mainin pisau lipatnya. Sontak gue mundur , gue gak punya senjata. Gue dah sampe diujung gue gak bisa gerak lagi, gue udah pasrah kali ini .
“kenapa vin?” kata Gabriel sambil senyum–senyum sinis
“lo ngejauh dari gue yel” kata gue yang udah mulai ketakutan
Gabriel terus maju dan..
JEEEBH!
Pisau itu nusuk perut gue, Iyel Cuma ketawa–ketawa. Gue cuma merintih kesakitan, samar– samar gue ngeliat banyak orang dateng, gue liat Ify sama Ray disana, dan mata gue tertutup.

--------------------------------------------------IFY P.O.V------------------------------------------------
“Udah nyampe fy” kata Iyel
“kita dimana yel? Ko serem sih?” kata gue
“udah turun aja yuk” kata Iyel
“gak mau ah yel, gue disini aja” kata gue
“Harus, loe harus turun fy!” bentak iyel, yang ngebuat gue takut
“gue gak mau yel!” kata gue
Iyel keluar dari mobil dan ngebuka pintu disebelah gue dia narik gue.
“ayo..fy!” kata Iyel
“gue gak mau yel!!” kata gue
Akhirnya gue nyerah , gue masuk kedalem rumah itu sama Iyel
“ayo fy, duduk” kata Iyel
“i..iya” kata gue , gue takut
“Fy , loe mau ya?” kata Iyel sambil senyum–senyum
“ma…mau apa?” kata gue
“mau sama gue?” kata Iyel yang duduknya mulai ngedeketin gue.
“ya..ya . mau apa sama loe?” kata gue , gue ngegeser , ngejauh dari Iyel .
“ya gitu, pasti loe ngerti lah” kata Iyel ngedeketin gue
“a…apa yel?” kata gue yang udah di pojok sofa.
“masa loe ga tau sih?” kata Iyel , muka Iyel udah ngedeketin muka gue.
Gue ngeliat alvin ngebawa balok kayu , dia ngisyaratin buat gue diem. Muka Iyel tambah deket , dan..
BUUGH!
Alvin mukul Iyel pake balok kayu yang ngebuat Iyel jatuh ke lantai .
“Ify,.. ayo cepet lari!” kata alvin
“i…iya vin” kata gue , gue langsung menuju keluar rumah.
Pas sampe diluar, gue gak ngeliat alvin nyusul gue. Akhirnya gue telfon Ray .
“Ray, loe tolong kesini dong , please Ray, Alvin dalam bahaya sekarang, dia lagi berantem sama Iyel” kata gue di telfon
“oke–oke. lo dimana sekarang? nanti gue sama polisi kesana” kata Ray
“gue di Jl.anggrek, 17” kata gue
“oke itu deket dari rumah tante gue, gue juga lagi di rumah tante gue sekarang, gue langsung kesana. Loe tunggu bentar ya fy” kata Ray
“cepet ya Ray” kata gue panik
Gue nungguin Ray diluar , dari luar gue ngedenger teriakan–teriakan Iyel sama Alvin, gue ngeliatin mobilnya Iyel .
“ini kan mobil yang nabrak rio waktu itu!” batin gue, tiba–tiba gue ngedenger teriakan..
“Loe mau ngapain Ify? Ify itu sahabat sekaligus pacar sahabat gue , Rio ! Rio yang loe tabrak 2 hari lalu!”
“trus kenapa? Gue emang gak suka sama Rio , Karen Rio ngrebut Ify dari gue”
“Hah? Iyel nabrak Rio? dan Alvin udah tau? Gue inget Alvin tadi udah ngelarang gue buat jalan sama iyel. Tapi…”
“IFY!” Ray membuyarkan lamunan gue
“eh ray, ayo cepet kita masuk kerumah itu” kata gue yang langsung narik Ray buat masuk ke dalam rumah itu.
“ayo fy , ayo pak” kata Ray pada polisi yang ikut sama Ray
Didalem gue ngeliat alvin yang tersungkur dilantai, dan perutnya? Ada pisau yang menancap di perut Alvin, pasti ini semua perbuatan Iyel.
“Pak tangkep orang itu!” kata gue
Iyel mau kabur, tapi percuma tangannya udah dipegang sama pak polisi dan Iyel pun dibawa ke kantor polisi. Gue lari ke arah alvin.
“vin , bangun vin!” kata gue
“fy , cepet bawa Alvin ke rumah sakit” kata ?Ray
“tapi pake apa kesananya?” kata gue yang udah mulai nangis
“loe bawa mobil gue, biar gue bawa motornya Alvin” kata Ray menyerahkan kunci mobilnya ke gue
“thank’s Ray” kata gue
Gue sama Ray ngebawa Alvin ke mobil Ray, gue pun langsung menuju ke rumah sakit. Gue ngelirik Alvin, darah terus – terusan keluar dari perutnya, gue gak tega ngeliat Alvin kaya gini. Sesampainya di rumah sakit , Ray udah duluan disana. Gue sama Ray minta tolong susternya buat nanganin Alvin secepatnya. Gue nunggu di ruang tunggu sama Ray. Tiba – tiba dokter keluar dari ruang UGD .
“siapa keluarga alvin?” kata dokter itu
“Saya temannya dok” kata gue
“untung kalian berdua cepat membawa Alvin kesini, dia hampir kehabisan darah tadi” dokter itu menjelaskan
“terus keadaan Alvin sekarang gimana dok?” kata Ray
“Alhamdullilah, Alvin udah mendingan tapi dia harus dirawat beberapa hari disini” kata dokter
“Alhamdullilah , saya boleh menjenguk dia sekarang dok?” kata gue
“boleh, silahkan” kata dokter itu lalu pergi

------------------------------------------------ALVIN P.O.V----------------------------------------------
Gue ngebuka mata gue, dan gue ada dimana? Perut gue sakit banget ,Ify? Ify mana? gue nyoba bangun dari tempat tidur gue tapi perut gue sakit banget. Tiba–tiba Ify sama Ray masuk ke kamar rawat gue .
“vin – vin jangan bangun” kata Ify menghampiri gue
“lo gapapa kan fy?” Tanya gue
“gue gapapa , harusnya gue yang nanya itu ke lo vin , lo gapapa kan?” Tanya Ify
“gue gapapa ko fy, Cuma perut gue masih sakit aja” kata gue
“oh , vin gue minta maaf ya gara–gara gue lo jadi kaya gini  harusnya gue dengerin kata–kata loe, kalo gue jangan pergi sama Iyel” kata Ify dengan nada menyesal
“udah fy, gapapa kok gue juga cuma pengen nepatin janji gue buat ngejagain loe fy” kata Alvin
“kacang mahal ,kacang mahal” kata Ray
“haha , sorry Ray” kata Ify
“hahaha , sorry bro” kata gue
“hehe , iya–iya kaga napa” kata Ray cengengesan.

Setelah seminggu gue dirawat di rumah sakit, gue dibolehin pulang tapi gue gak dibolehin banyak bergerak dulu, takut jahitan diperut gue robek. Gue minta anterin Ify ke makam Rio.
“yo, gue udah berhasil bikin orang yang nabrak lo di penjara” kata gue senyum–senyum
“iya, yo Alvin hebat” Ify melirik gue
“yo, gue mau minta ijin sama lo buat ngejagain Ify, selamanya” kata gue ngelirik Ify
“maksud lo apa vin? Kata Ify bingung
“gue..pengen loe jadi pacar gue fy” kata gue malu–malu
“mmh, gue mau kok jadi pacar loe vin” kata Ify malu–malu
“bener?” kata gue sumringah
“bener vin” kata Ify
“yo , gue janji gue bakalan ngejagain Ify” kata gue ke makam Rio
“Vin, pulang yuk, udah mau sore” kata Ify
“yuk, yo gue sama Ify pulang dulu ya” kata gue menatap makam rio
Gue sama Ify pun pulan, tanpa disadarin ada yang memperhatikan mereka berdua . Dia memakai baju putih – putih , dia Rio
“Vin , tolong jagain ify ya, gue ngerestuin hubungan loe berdua” kata Rio lalu menghilang.
------------------------------------------------The End--------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar